Beranda | Artikel
Matan Taqrib: Pengertian Shalat Secara Bahasa dan Istilah dalam Islam
Kamis, 16 Februari 2023

Apa itu shalat? Apa pengertian dari shalat secara bahasa dan istilah syari?

 

Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib

Kitab Shalat

Mengenal Shalat dan Waktu Shalat

Al-Qadhi Abu Syuja’ rahimahullah dalam Matan Taqrib menyebutkan,

كتاب الصلاة

مواقيت الصلاة:

الصلاة المفروضة خمس: الظهر: وأول وقتها زوال وقتها زوال الشمس وآخره إذا صار ظل كل شيء مثله بعد الزوال ، والعصر: وأول وقتها الزيادة على ظل المثل وآخره في الاختيار إلى ظل المثلين وفي الجواز إلى غروب الشمس ، والمغرب: ووقتها واحد وهو غروب الشمس وبمقدار ما يؤذن ويتوضأ ويستر العورة ويقيم الصلاة ويصلي خمس ركعات ، و العشاء: أول وقتها إذا غاب الشفق الأحمر وآخره في الاختيار إلى ثلث الليل وفي الجواز إلى طلوع الفجر الثاني ، والصبح: وأول وقتها طلوع الفجر الثاني وآخره في الاختيار إلى الأسفار و في الجواز إلى طلوع الشمس.

Kitab Shalat

Waktu-Waktu Shalat

Shalat itu ada lima waktu:

  1. Shalat Zhuhur, awal waktunya adalah saat waktu zawal (matahari tergelincir ke barat). Akhir waktunya adalah saat tinggi bayangan bertambah sama dengan tinggi bendanya (dan tidak termasuk panjang bayangan saat zawal).
  2. Shalat ‘Ashar, awal waktunya adalah saat tinggi bayangan bertambah dari tinggi bendanya. Akhir waktunya -yang disebut waktu ikhtiyar (pilihan)- adalah saat tinggi bayangan bertambah dua kali tinggi benda. Akhir waktu jawaz (bolehnya) adalah saat matahari tenggelam.
  3. Shalat Maghrib, waktunya hanya satu, dimulai saat matahari tenggelam. Lamanya sekadar azan, berwudhu, menutup aurat, menegakkan shalat, dan shalat yang dikerjakan adalah lima rakaat.
  4. Shalat ‘Isyak, awal waktunya adalah jika awan merah di ufuk telah hilang. Akhir waktunya -yang disebut waktu ikhtiyar (pilihan)- adalah hingga 1/3 malam. Akhir waktu jawaz (bolehnya) adalah saat terbit fajar kedua (fajar shadiq).
  5. Shalat Shubuh, awal waktunya adalah saat terbit fajar kedua (fajar shodiq). Akhir waktunya -yang disebut waktu ikhtiyar (pilihan)- adalah sampai isfaar. Akhir waktu jawaz (bolehnya) adalah sampai matahari terbit.

 

Penjelasan:

Shalat secara bahasa berarti ad-du’aa’ bi khair, doa kebaikan. Hal ini bisa ditemukan dalam ayat,

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah kebaikan untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103). Maksud dari “sholli ‘alaihim” adalah doakan kebaikan kepada mereka.

Sebagaimana dikatakan oleh Imam Ar-Rafi’i, shalat secara syari berarti:

أَقْوَالٌ وَأَفْعَالٌ مُفْتَتَحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ مُخْتَتَمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ بِشَرَائِطَ مَخْصُوْصَةٍ

“Perkataan dan perbuatan yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam dengan memenuhi syarat tertentu.” (Fath Al-Qarib Al-Mujiib fi Syarh Alfaazh At-Taqriib, hlm. 163)

  • Aqwaal (perkataan) dalam shalat: Allahu Akbar, membaca Al-Qur’an, tasbih, bacaan tasyahud, salam.
  • Af’aal (perbuatan) dalam shalat: rukuk, berdiri, sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud.
  • Syarat-syarat shalat nantinya akan dibahas.

 

Shalat itu ada dua macam:

  1. Shalat wajib yang lima waktu.
  2. Shalat sunnah, berupa shalat sunnah rawatib dan selainnya.

Hukum shalat lima waktu adalah wajib bagi: (1) muslim dan muslimah, (2) yang terpenuhi syaratnya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Dari Abu  ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji (ke Baitullah); dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari, no. 8; Muslim, no. 16)

 

Catatan:

1. Shalat itu diwajibkan pada malam Israk dan Mikraj, 27 Rajab pada 1,5 tahun sebelum hijrah.

  1. Hikmah disyariatkannya shalat: (a) ta’abbudi karena shalat itu adalah perintah Allah kepada hamba yang diperintahkan untuk dikerjakan pada waktunya, (b) amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat, (c) shalat adalah tiang agama, (d) shalat itu adalah syariat yang terakhir diangkat oleh Allah di bumi, (e) shalat itu dilaksakan sebagai suatu ketaatan dan bentuk syukur atas nikmat Allah, (f) shalat itu dapat menghapus dosa.

 

Baca juga:

 

Referensi:

  • Al-Imtaa’ bi Syarh Matan Abi Syuja’ fii Al-Fiqh Asy-Syafii. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh Hisyam Al-Kaamil Haamid. Penerbit Dar Al-Manar.
  • Fath Al-Qarib Al-Mujiib fi Syarh Alfaazh At-Taqriib. Cetakan pertama, Tahun 1444 H. Syamsuddin Abu ‘Abdillah Muhammad bin Qasim Al-Ghazzi Asy-Syafi’i. Tahqiq & Ta’liq: Mahmud Hassun Al-Khalaf, Taqdim: Dr. Labib Najib ‘Abdullah. Penerbit Daar Adh-Dhiyaa’.

Diselesaikan pada 25 Rajab 1444 H, 16 Februari 2023

Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com


Artikel asli: https://rumaysho.com/36049-matan-taqrib-pengertian-shalat-secara-bahasa-dan-istilah-dalam-islam.html